Friday, March 11, 2016

Apa Kabar SNMPTN 2016?

Apa kabar SNMPTN 2016? Semoga baik-baik saja. 
laman SNMPTN 2016

Tanggal 15 Januari 2016, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 resmi diluncurkan oleh panitia SNMPTN 2016 yang dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Moh Nasir. Seperti tahun-tahun sebelumnya SNMPTN merupakan cara PTN untuk menyaring calon mahasiswa dari berbagai penjuru negeri melalui penilaian prestasi akademik. Penilaian prestasi akademik tersebut ialah raihan prestasi siswa yang tertuang dalam laporan belajar siswa (raport). 

Spekulasi bermunculan saat panitia menggunakan polesan baru dalam aturan SNMPTN 2016. Polesan tersebut terkait dengan adanya sistem pemeringkatan yang dicetuskan oleh Panitia SNMPTN dengan mengacu pada nilai mata pelajaran (mapel) semester 3-5. Nilai tersebut terdiri dari mapel yang terdaftar dalam Ujian Nasional (UN) tahun 2016. Banyak masyarakat terutama guru dan siswa dipusingkan dengan perihal tersebut. Prasangka mulai muncul terkait dengan bagaiman sistem ini bekerja? Berapa nilai minimun yang harus diraih siswa agar lolos dalam pemeringkatan? Dan sebagainya.

Tidak hanya itu, sistem kuota siswa yang bisa mengikuti SNMPTN juga tidak seperti tahun sebelumnya. Sekolah dengan Akreditasi A dapat menyumbang daftar calon lulusan agar ikut dalam proses SNMPTN sebanyak 75%, Sekolah dengan Akreditasi B 50%, Akreditasi C 20%, dan lain-lain 10%. Sistem ini mungkin kembali seperti tahun 2011/2012 ketika saat itu SNMPTN masih dalam format SNMPTN Undangan. Hal inilah yang menuai spekulasi dan kontroversi di kalangan masyarakat terutama siswa. 

Sekolah juga sempat dipusingkan dengan adanya pengisian di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) tentang adanya kurikulum ganda, yaitu Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.  Sistem konversi yang rumit serta kebijakan pemerintah yang berubah-ubah membuat sebagian guru atau pengelola data PDSS mengeluh karena harus bekerja ekstra. Tak khayal panitia SNMPTN kebanjiran permasalahan teknis mengenai pemakaian kurikulum di sekolah dan kebijakan mengenai sistem konversi dari Kurtilas ke KTSP maupun sebaliknya. 
Okezone, 9 Maret 2016.

Permasalahan lain muncul terkait dengan pengelolaan web snmptn.ac.id. Tidak sedikit masyarakat yang juga mengeluhkan mengenai pelayawan web tsb. Memang ketika sudah menjelang penutupan pendaftaran web selalu crowded atau server down dan kadang server penuh. Hal ini mungkin bagi sebagian kalangan dianggap sebagai hal yang wajar, karena menjelang penutupan pasti banyak akses dsb. Namun bagi saya yang melihat perkembangan SNMPTN dari tahun ke tahun hal ini tak bisa dipandang sebelah mata. Permasalahannya adalah mengapa setiap tahun selalu terjadi seperti ini? Apa memang negara ini tidak memiliki daya dalam hal maintenance terkait web atau memang pakar IT di Indonesia hanya sedikit  yang mampu untuk berpikir ke depan demi keberlangsungan anak bangsa? Entahlah.

Hari demi hari pengisian PDSS dan verifikasi nilais siswa terlewati, hingga sampailah siswa pada saat pengumuman pemeringkatan. Seperti biasa beberapa siswa juga mengeluhkan terjadinya akses full web. Namun juga tak jarang siswa lain bisa login dan mengetahui hasil pemeringkatannya. 

Masalah utama terjadi di sini, banyak guru, dan orangtua yang bingung, sempat mikir sejenak, ketika siswa tidak lolos dalam pemeringkatan. “padahal nilai saya tinggi, mengapa tidak lolos dalam pemeringkatan?”, ujar seorang siswa. Beberapa siswa lain juga tidak sedikit yang mengeluh, tidak mengerti mengenai sistem pemeringkatan yang dilakukan oleh panitia SNMPTN. “Nilai saya tinggi tapi ga lolos, temen saya yang nilainya di bawah saya malah lolos,” siswa lain membalas. Hal ini juga dikatakan oleh Anggota Dewan Pendidikan Sleman, Nursya’bani Purnama, dikutip oleh berbagai media berikut.
KRjogja.com, 2 Maret 2016.

Tak hanya berhenti sampai di sini, beberapa siswa yang mengatasnamakan angkatan 2016 mengajukan petisi yang berjudul “Selamatkan angkatan 2016 dari kesalahan sistem SNMPTN 2016.” Petisi tersebut ditujukan ke beberapa pihak termasuk Presiden Joko Widodo dan Menristekdikti.
Okezone, 7 Maret 2016.
Sampai saat ini pun, protes mengenai sistem ini masih berlanjut, dan semoga saja ada solusi terbaik dari panitia SNMPTN.

Memutar balik sejenak, jika kita dalami mengenai sistem SNMPTN tahun 2016 ini. Saya sih, setuju saja jika sistem tersebut diteruskan nantinya, namun harus ada catatan penting, bahwa harus ada transparansi mengenai bagaimana sistem ini bekerja dan faktor apa saja yang menentukan siswa tersebut eligible dan berhak mendaftar dalam SNMPTN. Bukan hanya menjawab, “pemeringkatan ini dikerjakan oleh sistem”, sistem yang mana? Semoga panitia juga segera berbenah agar tidak banyak pihak yang dirugikan. Saya sih lebih seneng ujian tulis, seperti kata Pak Rektor ini.

Okezone, 7 Maret 2016.

Mungkin juga saya yang terlalu naif, pemerintah sudah berupaya sedemikian namun siswa hanya bisa protes, orangtua dan guru hanya bisa menuntut, dsb. Sekarang kita harus meluruskan semuanya, ikut berperan dalam membangun bangsa. Siswa juga harus dalam koridornya, jikalau memang tidak lolos, ya syukuri saja, mungkin ini adalah hasil yang terbaik dan masih banyak jalur lain untuk masuk PTN yang menunggumu. Memang berat jika tidak bisa ikut dalam SNMPTN, tapi yakinlah bahwa tidak lolos SNMPTN itu bukan akhir dari segalanya. Kalo sempat baca tulisan saya mengenai SNMPTN tahun lalu.

Guru juga harus bekerja dengan ikhlas, boleh menanyakan hal yang merugikan siswanya, namun harus sewajarnya, dan juga instrospeksi diri. Permasalahan tidak lolosnya siswa dalam SNMPTN bukan hanya faktor nilai, namun juga prosedur. Sudah sesuai prosedurkah guru dalam mengisikan nilai di PDSS? apakah guru sudah mengisikan  di awal waktu? Atau memang suka mepet tanggal penutupan? Semoga menjadi hal ini segera dibenahi bersama.  

Terakhir orangtua siswa, alhamdulillah saya masih memiliki orangtua yang peduli terhadap pendidikan saya. Memang sih, mereka membebaskan saya untuk menjadi apa saja kelak. Namun perhatian orangtua saat ini hanya instan semata, menurut saya. Sibuk bekerja mencari uang, mendengar kabar yang tidak baik tentang pendidikan anaknya, langsung menyalahkan guru dan semua pihak, bahkan ada yang sampai mengancam. Naudzubillah, semoga orangtua kita tidak seperti ini.

Pesan saya sih simpel, belajar lebih giat dan kembangkan kemampuan diri. Yang sudah lolos pemeringkatan selamat, semoga diterima di PTN tujuan. Namun ingat, jangan terlena, hehe. Buat yang tidak lolos SNMPTN, persiapkanlah SBMPTN lebih baik lagi, saya dulu juga tidak lolos SNMPTN (dulunya SNMPTN undangan), namun berkat usaha dan kerja keras alhamdulillah saya lolos SBMPTN, meskipun pilihan kedua, hehe, malah curhat. Semoga kedepannya SNMPTN lebih matang dan transparan. Ditunggu kabar baiknya ya SNMPTN. Selamat belajar! Sukses buat kita semua! AMIN!

No comments:

Post a Comment