Saturday, May 19, 2012

Kesusastraan

1. Gurindam

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat

2.  Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

3.  Karmina

Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Contoh :
Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula

4.  Pantun

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh :
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

5.  Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui

6. Syair

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari Arab.

7. Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
Sumber:

Friday, May 18, 2012

Hikayat Si Miskin

Karena kutukan Batara Indra, raja keindraan beserta istrinya jatuh miskin, melarat, dan terlunta-lunta di kerajaan Antah Berantahyang diperintah oleh Maharaja Indra Dewa. Setiap hari si miskin mencari sisa makanan yang sudah dibuang orang di tempat – tempat sampah. Apabila penduduk melihatnya , mereka beramai-ramai menghina,memukul, dan mengusis si miskin suami istri itu, sehingga badannya luka-luka. Sedih hati si miskin sepanjang hari dan tidak berani masuk kampong karena takut di pukul atau dilempari batu. Diambilnya daun-daun muda untuk di makan dan untuk pengobat luka di tubuhnya. Demikian pengalaman dan penderitaan mereka sepanjang hari.

Ketika mengandung 3 bulan , istrinya mengidamkan buah mempelam (sejenis mangga) yang tumbuh di halaman istana raja. Dimintanya agar suaminya (si miskin) meminta buah mempelam itu kepada raja. Mendekat kampong saja suaminya tidak berani, apalagi hendak menghadap raja minta buah mempelam itu. Dengan sedih dan meratap istrinya memohon supaya suaminya mau meminta mempelam raja itu. Karena kasihan kepada istrinya si miskin mencoba meminta mempelam itu.

Tiada disangka-sangka, raja sangat bermurah hati dan member kan mempelam yang diminta si miskin. Buah lain seperti nangka pun di beri raja. Penduduk kampong yang melihatnya jatuh kasihan dan bermurah hati member si miskin kue dan juadah 9 kue basah ) mungkin berkat tuah anak yang dikandung istrinya juga hal yang demikian itu terjadi.

Pada hari baik , setelah cukup bulanya , istri  si miskin melahirkan seorang putra yang sangat elok parasnya , anak itu di beri nama Marakemah yang artinya anak dalam penderitaan.

Ketika si miskin  menggali tanah untuk memancangkan tiang atap tempat berteduh , tergali olehnya taju ( tapi mahkota ) yang penuh berhias emas . dengan kehendak yang maha kuasa , terjadilah lengkap dengan alat , pegawainya , pengawal dan sebagainya ditempat itu. Si miskin menjadi rajanya dengan nama Maharaja Indra Angkasa dan istrinya menjadi permaisuri dengan nama Ratna Dewi. Kerajaan itu mereka namakan Puspa Asri .

Kerajaan puspa asri terkenal kemana-mana. Pemerintahanya baik, rakyatnya aman, damai, makmur, dan sentosa. Tiada lama kemudian lahirlah pula adik Marakemah yang di beri nama Nila Kesuma. Bertambah mashurlah kerajaan puspa sari dan bertambah pula iri hati Maharaja Entah Berantah.

Kemudian tersiar kabar , Maharaja Indra Angkasa mencari ahli nujum untuk mengetahui peruntungan kedua anaknya kelak. Kesempatan ini di pergunakan Maharaja Indra Dewa . semua ahli nujum dikumpulkan dan dihasutnya supaya mengatakan kepada Indra Angkasa bahwa Marakemah dan Nila Kesuma akan mendatangkan mala petaka dan akan menghancurkan kerajaan puspa Asri . semua ahli nujum mengatakan seperti yang di hasutkan oleh Maharaja Indra Dewa.

Mendengar kata-kata ahli nujum itu sangatlah murka Maharaja Indra Angkasa .maraakemah dan adiknya hendak di bunuhnya, permai suri Ratna Dewi menagis tersedu-sedu, memelas, dan memohon pada suaminya  supaya kedua putranya jangan dibunuh . ia tak tahan lagi melihat ke dua anaknya di perlakukan  demikian. Dimohonnya kepada suaminya  supaya di biarkan saja kemana perginya mereka. Sambil di sepak dan di terjang, pergilah ke dua anak iti mengembara tanpa tujuan. Sesaat setelah mereka pergi kerajaan Puspa Sari terbakan habis, semuanya musnah.

Sampai dikaki bukit berteduhlah Marakemah dengan adiknya Nila Kesuma, dibawah sebatang pohon dalam keadaan lapar tertangkaplah seekor burung yang sedang hinggap di dekatnya. Karena lapar, mereka hendak memakan burung itu dan berusaha hendak memasaknya lebih dahulu. Datanglah mereka ke pondok seorang petani hendak minta api untuk membakar burung itu. Tiba-tiba mereka ditangkap petani karena di tuduh hendak mencuri . keduanya dilemparkan ke laut dan di terjang ombak kesana kemari. Nila Kesuma  akhirnya terdampar di pantai dan di temukan oleh raja Mengindra Sari, putra mahkota kerajaan palinggam cahaya. Nila Kesuma di bawa ke istana , kemudian di persunting raja Mengindra Sari, menjadi permaisuri dengan gelar putri mayang mengurai.

Marakemah di bawa arus dan terdampar di pangkalan ( tempat mandi di pantai ) nenek gergasi ( raksasa  tua . kemudian dia di ambil dan di masukkan dalam kurungan di rumahnya . kebetulan di situ telah di kurung pula putri Raja Cina bernama Cahaya Khairani yang tertangkap lebih dahulu. Mereka ini akan dijadikan santapan sang gergasi.

Sebuah kapal  besar menghampiri perahu mereka dan mereka ditangkap lalu dimasukkan ke kapal. Nahkoda kapal jatuh cinta kepada Cahaya Khirani . cahaya Khirani di paksa masuk ke dalam kmar , sedangkan marakemah di buang ke laut.

Dalam keadaan terapung-apung . setelah kapal berlayar juh, ,Marakemaah di telan seekor ikan nun ( ikan ynag sangat besar. Ikan itu terdampar di pangkalan nenek kabayan. Seekor burung rajawali terbang diatas pundak nenek kabayan dia emberi tahu supaya perut ikan nun yang terdampar dipantai itu di toreh ( di buka ) hati-hati., karena di dalamnya  ada seorang anak raja . petunjuk burung itu diikuti nenek kabayan dan setelah perut ikan nun dibuka keluarlah Marakemah dari dalamnya mereka sama-sama senang dan gembira . lebih- neek kabayan yang mendapatkan seorang putra yang baik budibya.

Marakemah tinggal di rumah nenek  kabayan dan sehari hari turut membantu membuat karangan bunga untuk dijal dan dikirim ke negeri lain.dan cerita nenek kabayan tahulah Marakemah . bahwa permaisuri kerajaan tempat tinggal mereka bernama mayang mengurai yang tidak lain dari pada seorang putrid yang di buang ke laut oleh seorang [etani ketika hendk   mencari api untuk membakar seekor burung bersama kakaknya . yakinlah Marakemah bahwa putrid itu sesungguhnya adiknya sendiri.

Kebetulan Cahaya Khairani maupun Mayang Mengurai sangat menyukai karangan nenek yang sebenarnya marahkemalah yang mengarangnya. Pada suatu ketika dicantumkanya namanya dalam karangan bunga itu. Dari mana itu Cahaya Khirani dan Nila Kusuma mengetahui bahwa marekamah masih hidup. Bertambah dalam cinya Cahaya Khirani kepada kekasihnya. Demikian juga Nila kesuma beserta suaminya , berkemauan keras untuk segera mencari kakaknya yaitu marakemah kerumah nenek kabayan itu.

Betapa gembira mereka atas pertemuan itu tak dapat dibayangkan dengan mudah pula marakemah bersama iparnya Raja Palinggap Cahyo dapat menemukan tempat cahaya khirani disembunyikan oleh nahkoda kapal. Setelah cahaya khirani ditemukan dan ternyata ia belum ternoda oleh nahkoda , maka dilangsunhkanlah pernikahan antara marakemah dengan cahaya  khirani . dan nahkoda yang menggoda cahaya kirani di bunuh di kerajaan palinggan cahaya.

Marakemah bersama cahaya kirani kemudian pergi ke tempat ayah – bundanya yang telah jatuh ,iskin di Puspa Sari yang telah lenyap dengan isinya di daratan tinju maya, mercu indra kemudian ia dinobatkan di sana menggantikan orangtuanya.  

sumber : http://binta-khumairoh.blogspot.com/2011/11/cerita-hikayat-si-miskin.html

Pantun Teka-teki


Kalau tuan pergi ke kedai,
Belikan saya buah keranji;
Kalau tuan bijak dan pandai;
Apa binatang keris di kaki? (Ayam)
Kalau Tuan pakai lencana,
Pakailah songkok di atas kepala;
Kalau Tuan bijak laksana,
Binatang apakah tiada kepala? (Ketam)

Pisau lipat dimainnya kera,
Tangannya luka lalu terjun;
Makan kuat tidak terkira,
Kenyangnya tidak tahi bertimbun? (Gigi)

Tuan Puteri belajar menari,
Tari diajar oleh Pak Harun;
Kalau Tuan bijak bestari
Apa yang naik tak pernah turun? (Umur)

Ada sebiji roda pedati,
Bentuknya bulat daripada besi;
Bila bermain diikat sekuat hati;
Dilempar hidup dipegang mati? (Gasing)

Buah budi bedara mengkal,
Masak sebiji di tepi pantai;
Hilang budi bicara akal,
Buah apa tidak bertangkai? (Buah Melaka)
Kalau tuan bawa keladi,
Bawakan juga si pucuk rebung;
Kalau tuan bijak bestari,
Binatang apa tanduk dihidung? (Kerbau)
Anak-anak bermain batu,
Batu dikira satu persatu;
Badannya lurus bermata satu ;
Ekornya tajam apakah itu ? (Ikan Pari)

Jika tuan membeli tikar,
Tikar anyaman dari mengkuang ;
Kalau Tuan bijak pintar;
Ular apa membelit pinggang? (Tali Pinggang)

Orang bekerja diberikan upah,
Hidangan disaji dalam talam;
Gajah putih ditengah rumah,
Layar terkembang di waktu malam? (Kelambu)

Gigi berduri tatah bersigai, 
Pembelah kayu ia berguna;
Jika Tuan orang yang pandai,
Benda apakah makannya dua cara? (Gergaji)

Terentak bentan lalu dibeli,
Untuk pakaian saya turun ke sawah;
Kalaulah tuan bijak bestari,
Apa binatang kepala di bawah? (Belon)

Tugal padi jangan bertangguh,
Kunyit kebun siapa galinya;
Kalau tuan cerdik sungguh;
Langit tergantung mana talinya?(Kilat)

Burung Nuri Burung Dara,
Terbang ke sisi taman kayangan;
Cobalah terka wahai saudara,
Semakin diisi makin ringan? (Jarum)

Bunga Anggrek indah warnanya,
Penyeri taman dan juga hutan;
Ramai orang datang bertanya,
Bintang apa hidup di lautan? (Belimbing)


sumber : http://blogbintang.com/contoh-pantun-teka-teki

Puisi Berbingkai

Di sini.....
Kusaksikan pergantian masa
Surya tenggelam mengundang rembulan
Sahutan ayam terdengar memanggil fajar
Telah mengambil bagian diriku

Di sini.....
Kumengenang hari-hari yang telah berlalu
Membawaku dalam kebekuan jiwa
Di dalam dunia lamunan
Yang terus menyelimuti di setiap waktuku

Di sini.....
Kusaksikan taman mulai berbunga
Kuntum-kuntumnya mulai mekar menebar keharuman
Pepohonannya mulai rindang dan berbuah di setiap cabang

Di sini.....
Aku hanya diam membeku
Tak mampu berbunga dan berbuah
Dalam kebekuan jiwa
Di setiap waktuku

sumber : http://bingkai-cinta.blogspot.com/

Cerpen Percintaan


COWOK BERBAJU KUNING
Cerpen Awliya
Di sekolah, dari masuk sampai pulang, semuanya tanpa henti membicarakan pertandingan basket. Ada yang sudah siapin yel-yel, atribut, kostum, dan yang lainnya. Maklum, tim basket Putra dan Putri SMA 1 sanggau  masuk final lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Bukan tim basket saja yang sibuk, para penonton juga sibuk, termasuk Niken cs pada sibuk mempersiapkan  atribut untuk menonton nanti sore.
"Teman-teman……., nanti sore kita menggunakan baju warna apa ni. . . ?" Teriak Niken kepada teman-teman sekelasnya.
"Hitam saja." Jawab teman sekelasnya serentak.
"Oke deh kalau begitu, eeh…. Jangan lupa bawa botol di isi kerikil ya!" Teriak Niken kembali.
"Oke oke." Jawab teman-temanya.
Lova yang dari tadi menutupi telinganya karena tidak tahan mendengar teriakan Niken angkat bicara setelah Niken selesai berteriak.
"Kenapa sih Nik  harus teriak-teriak?  telinga aku sakit mendengarnya." Tanya Lova dengan muka cemberut.
"Ya ampun, kalau aku tadi tidak  teriak-teriak  mereka tidak mendengar Lova sayang."
"Tapi telinga aku sakit mendengarnya."
"Oke oke aku janji tidak akan  seperti itu lagi, nanti sore nonton ya!"
"Iya."
"Ya sudah, sampai ketemu nanti sore ya!" Niken keluar sambil melambaikan tangannya.
****
Di lapangan basket sudah ramai penonton. Lova langsung  jalan ke tribun. Di tribun Lova langsung menghampiri teman-temannya.
"Hai. . . hai . . ." Sapa Lova kepada teman-temannya.
"Kenapa datang terlambat?" Tanya Niken.
"Hehehe, aku tadi ketiduran."
Lagi asyik-asyik nonton pertandingan, tidak tahu kenapa mata Lova melirik kearah bangku cadangan tim basket SMA 1 sanggau. Di sana Lova melihat ada seorang cowok berbaju kuning. Baru pertama melihat Lova langsung terpesona dan Lova menjadi tidak konsentrasi menonton pertandingan, ia malah sering melihat kearah bangku cadangan SMA 1 sanggau.
Selesai pertandingan Lova masih kepikiran si cowok berbaju kuning di bangku cadangan SMA 1 sanggau  yang tadi sore ia lihat.
****
Di sekolah pada sibuk membicarakan hasil pertandingan basket kemaren sore yang di menangkan SMA 1 sanggau, ada juga yang membicarakan cowok yang mereka lihat di lapangan kemaren sore. Lova langsung menuju kumpulan teman-temannya. Sambil ia masih memikirkan cowok berbaju kuning yang ia lihat di lapangan basket kemaren.
"Eh. . . . siapa ya nama cowok kemaren?" Tanya Yanti.
"Yang mana?" Tanya Tri.
"Ih. . . yang kemaren mengenakan baju berwarna kuning." Jawab Yanti.
"oh. . . namanya Jo In-ho."
Setelah beberapa detik Lova baru teringat dengan si cowok berbaju kuning yang kemaren ia lihat di lapangan basket.
"Eh . . . eh . . . siapa tadi namanya?" Tanya Lova.
"Nama siapa?" Tanya temannya heran.
"si cowok berbaju kuning."
"Jo In-ho."
"anak mana dia? Cakep ya."
"tidak tahu." Jawab teman-temannya.
"cari tahu untuk aku dong!" bujuk Lova kepada teman-temannya. Dan akhirnya teman-temannya setuju.
****
Dengan susah payah akhirnya dapat juga nomor handphone si cowok berbaju kuning. Dapat nomornya dari teman Lova. kurang lebih sudah dua minggu mereka sms-an  tapi belum ketemuan. Pas lagi asyik-asyik sms-an  dengan si cowok berbaju kuning, tiba-tiba ada nomor baru miscall-miscall tidak jelas, setiap lova mengangkatnya selalu dimatikan oleh  yang punya nomor. Saking jengkelnya sama yang punya nomor baru tersebut, akhirnya Lova mengirimkan sms kepada nomor baru tersebut.
Sent:
Heh! Dari tadi gangguin orang saja, miscall-miscall tidak jelas. Ini siapa?

Sambil menunggu balasan sms dari nomor baru tersebut, Lova lanjutin sms  dengan Jo In-ho (cowok berbaju kuning) hhe.
Sekitar lima menit berlalu sms baru masuk, setelah Lova buka ternyata balasan dari nomor baru yang tadi.
08525253xxxx:
Maaf, aku tidak bermksud menggangu kamu. Ini Lova ya?’’
Lalu sms tersebut Lova balas.

Sent:
Tidak bermaksud menganggu gimana? Jelas-jelas dari tadi kamu miscall-miscall aku.
Iya aku Lova, kamu mau apa?’’

Sms baru masuk.
08525253xxxx:
Galak benget sih kamu. Kenalin nama aku Danny. Hehe
Aku melihat kamu ketika kamu menonton pertandingan basket.

 Habis baca sms tersebut Lova tidak membalas kembali sms tersebut. Ia langsung kekamar mandi, cuci muka kemudian ia tidur.
 ****
Di sekolah teman Lova ada rencana ingin ngumpul bareng  nanti sore di café, karena sudah lama tidak ngumpul bareng lagi. Akhirnya mereka sepakat ingin ngumpul bareng  di ‘’café cinte’’ pukul 16:00 wib.
Lagi asyik-asyik berbincang-bincang, tiba-tiba Yanti berkata.
"eh. . . eh . . . coba kalian menoleh kekanan, ada cowok melihat kearah kita dari tadi sambil senyum-senyum tidak jelas." Lalu mereka menoleh kearah kanan  dan si cowok tersebut masih senyum-senyum tidak jelas.
"ih aneh banget ya cowok itu, ilfil deh melihatnya." Bisik Niken dengan mimik  muka yang tidak bisa di jelaskan.
"iya, tidak jelas." Dukung Lova.
Lalu mereka tertawa terbahak-bahak bersama.
****
Di rumah ketika Lova sedang menonton Tv, ada sms baru masuk.
-si baju kuning-
Hai, kamu lagi apa?
Lova yang sedang membaca sms tersebut senyum-senyum sendiri, lalu ia membalas sms si baju kuning tersebut.
Sent:   
Lagi menonton Tv, kamu lagi apa?
Sekitar lima menit sms baru masuk.
-si baju kuning-
Aku lagi mikirin kamu, kita ketemuan yuk!’’
Sent:
Boleh, atur saja waktunya.
Lova dengan si cowo berbaju kuning sudah mengatur jadwal ketemuan. Tidak terasa sudah hampir pukul 21:00 wib. Ketika Lova sudah ingin tidur, tiba-tiba handphonenya bergetar, di lihatnya  layar handphone ada satu sms baru masuk. Dengan malas-malasan Lova membuka sms tersebut.
08525253xxxx
Eeee, malam.
Dari awal, ketika ingin membuka sms tersebut, Lova sudah malas malasan, apalagi ketika ia tahu, isi sms tersebut berasal dari orang yang miscall miscall Lova semalam. Tapi, tetap saja dibalas oleh Lova.
Sent :
Malam juga. Ada apa?
10 menit berlalu, ada sms baru yang masuk ke handphonenya Lova.
08525253xxxx
Kamu lagi apa? Aku mengganggu kamu tidak?
Dengan malas malasan, Lova membalas sms tersebut. Karena Lova penasaran juga sama orang tersebut.
Sent:
Sudah mau tidur,ni. Ganggu sich, sebenarnya. Tapi, aku penasaran sama kamu. Kok kamu bisa tiba tiba sms aku?
Kemudian, ada balasan.
08525253xxxx
Maaf deh, kalau begitu. Kamu penasaran ya, sama aku? Gimana kalau kita ketemuan? Aku sms kamu, karena aku ingin lebih mengenal kamu.
Sent:
Boleh. Kapan? Atur saja waktunya.
Akhirnya, mereka berdua berjanji untuk bertemu besok sore. Dan parahnya, waktu yang ditentukan, bertepatan dengan Lova ingin bertemu dengan si cowok berbaju kuning. Ya sudah, sekalian saja, satu meja bertiga.
****
Keesokan harinya, tepat pukul 16.00 WIB, mereka janjian untuk bertemu di kafe. Ketika Lova menuju meja yang telah disepakati bersama, Lova melihat ada dua orang cowok duduk di meja tersebut. Cowok di sebelah kiri, menggunakan baju kemeja putih,potongan rambut cepak, dan menggunakan kacamata. Sedangkan cowok yang di sebelah kanan, Ia menggunakan baju kaos berwarna kuning, potongan rambutnya korea banget.
“ Maaf terlambat, aku Lova.” Sapa Lova kepada dua orang yang ada di hadapannya. Cowok yang berada di sebelah kiri, memperkenalkan dirinya sambil senyum senyum tidak jelas.
“ Hai, aku Jo In-ho.”
Mendengar cowok tersebut memperkenalkan diri, Lova langsung terkejut. Padahal di antara dua cowok yang ada dihadapannya sekarang, cowok yang ada di sebelah kanan adalah cowok yang Lova lihat di lapangan basket waktu itu. Lalu Lova melihat cowok yang ada di sebelah kiri. Cowok tersebut masih senyum senyum tidak jelas. Lova baru menyadari, bahwa cowok tersebut adalah cowok yang ia tertawakan bersama teman temannya di kafe waktu itu. “ Jadi, selama ini aku salah orang dong? Terus, cowok yang aku maksud kenapa ada di sini juga?” teriak Lova dalam hati. Akhirnya, tanpa pikir panjang, Lova langsung berlari keluar dari kafe tersebut.
****
Sesampainya Lova di rumah, ada dua sms masuk ke handphonenya.
- Si Baju Kuning –
Kamu kenapa lari tadi?
“Ih, ngapain sih nanya nanya. Terserah aku,dong.” Ucap Lova. Sms yang kedua, yaitu :
08525253xxxx
Kamu kok pulang? Pake lari lari lagi.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Lova membalas sms tersebut.
Sent :
Kamu tadi menggunakan baju kuning, kan?
08525253xxxx
Iya. Lalu kamu kenapa pulang tadi?
Lova pun kemudian menceritakan semuanya. Semua yang telah terjadi selama ini, termasuk cerita tentang ia mencari cari nomor handphone cowok berbaju kuning. Dan ternyata, cowok berbaju kuning adalah dia. Nama cowok baju kuning tersebut ternyata Danny Jo, yang biasa disapa Danny atau Jo. Makanya, Lova bisa salah sms orang. Dan hebatnya, Danny atau Jo ini juga suka dengan Lova…….

sumber :
http://www.lokerseni.web.id/2012/03/cerpen-persahabatan-remaja-cowok.html#ixzz1tzvyz7kM

Seputar Diksi


Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama.Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.
Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata.Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana. Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :
        Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
1.      Makna Leksikal :  makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
2.      Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
3.      Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.  Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
4.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa. Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
5.      Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum.Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.  Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti.Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
6.      Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.  Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa
7.      Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
        Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
        Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
        Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
 1). Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat sejuk.Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
 2). Liburan tahun ini Aku dan kawanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba.Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang.
1.      Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah 
suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
2.      Makna Umum dan Khusus
 Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.
        Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.
        Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair  atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas.Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
3.      Kata abstrak dan kata konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian.Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit.Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4.      Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.

5.      Kata Ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan.Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Kalimat Efektif dalam bahasa indonesia
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
        KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
        KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah :
      Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
      Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
      KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
       PENEKANAN
 Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
 Caranya:
1.      Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh :
a.      Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
b.      Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
2.      Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh :
a.      Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
b.      Kami pun turut dalam kegiatan itu.
c.       Dapatkah dia menyelesaikannya?
3.      Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
4.      Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
a.       Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
b.      Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
        KELOGISAN : Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.


Penentuan batas kata
Dalam ilmu linguistik barat ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
a.      Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
b.      Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
c.       Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
d.      Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya.Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
e.      Satuan semantic
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil.Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam prakteknya, para ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat.Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang diksi, pemilihan kata dan gaya bahasa. Pertama saya akan menjelaskan pengertian dari diki, diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Selain itu ada beberapa hal juga yang mempengaruhi Diksi berdasarkan kemampuan pengguna bahasa, diantaranya adalah kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikan secara efektif kepada para pembaca atau pendengarnya.
Fungsi Diksi:
  1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
  2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
  3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
  4. Menciptakan suasana yang tepat,
  5. Mencegah perbedaan penafsiran,
  6. Mencegah salah pemahaman, dan
  7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Kemudian untuk yang kedua saya akan membahas tentang Kalimat efektif. Menurut saya, Kalimat Efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan dengan baik apa yang penulis sampaikan sehingga membuat sang pembaca dapat menangkap maksudnya.
Adapun menurut Gorys Keraf, kalimat efektif adalah kalimat yang
  • Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
  • Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara/penulis.
Selain itu kalimat efektif juga memiki syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya
  1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
  2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif:
  • Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K).Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
  • Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
  • Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
  • Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
  • Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
  • Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
  • Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
A. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
B. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
C. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
D. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
E Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataan?
Kalimat Turunan
Kalimat non inti merupakan hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti
Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
Kalimat Inti: (2) Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut.
(2a) Kakak membaca majalah?
(2b) Kakak membaca majalah tadi.
(2c) Kakak saya yang paling tua membaca majalah tadi.
(2d) Kakak tidak membaca majalah.
(2e) Membaca majalah, kakak.
(2f) Kakak membaca majalah saat hujan turun dengan deras.
Kalimat (2a) sampai dengan (2f) merupakan kalimat hasil transformasi dari kalimat (2) kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat (2a) sampai dengan (2f), memiliki inti S dan P yang sama dengan kalimat (2), S masih tetap diisi kata kakak dan P diisi oleh kata membaca.
Perhatikan kalimat di bawah ini!
(4) Kakak yang membaca majalah itu sangat baik.
Apakah kalimat (4) di atas merupakan hasil transformasi dari kalimat (2)? Bila kalimat di atas diteliti fungsi-fungsinya terlihat bahwa kata kakak sebagai S, yang membaca majalah itu sebagai K yang menjelaskan S, dan sangat baik sebagai P. Jadi, kalimat itu bukan berasal dari kalimat.
(2), melainkan berasal dari kalimat Kakak baik.
Ketiga saya akan menjelaskan apa itu gaya bahasa, gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Jenis-jenis Gaya bahasa atau majas :
  1. Majas Perbandingan
  2. Majas sindiran
  3. Majas Penegasan
  4. Majas Pertentangan
Daftar Pustaka :
http://romiantony.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi-atau-pilihan-kata-gaya.html